Well , seperti biasa.
Masih dengan cerita yang sama.
Aku , Rapuh.
Hatiku, tepatnya..
Dia masih saja dapat mencuri perhatianku saat ini. bukan salahnya.
ketika Dia perlahan menaiki anak tangga satu persatu, aku masih dibelakangnya. melihat punggungnya yang sama sekali tidak menarik, untuk orang lain. untukku? entahlah..
tapi, Dia memang sering memunggungiku.
Tertinggal jauh..
Diatas sana, sepertinya ia banyak menemui pijakan yang membuatnya nyaman. Sehingga, Dia betah berlama-lama disana.
Aku?
Aku masih dibawahnya, membiarkan Dia menaiki anak tangga satu persatu dengan hati-hati.
kemudian, aku tertinggal jauh..
Pijakan yang membuat Dia nyaman itu ya mereka. Bidadari-bidadari modern, penikmat Jazz atau Blues yang melek musik. Dia betah berlama-lama berdiri di anak tangga itu. Aku biarkan , Aku penonton !
Kuatkan, hati...
Kuatkan, hati..
Aku bilang.
Kemudian Dia menoleh ke arahku. Seolah, ingin bertanya Bagaimana kabar hatiku saat ini?
" Bidadari-bidadari mu itu mampu membuat hati ini ketir. Benteng penghalang air mata ini tidak bisa menahan bulir air mata yang sejak tadi ingin keluar. Maaf. aku butuh tissue untuk menyeka bulir air mata ini. hanya untuk mempertegas bahwa air mata dan hati ini telah menguat" Ucapku dalam hati.
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapus